Candi Hindu yang terletak di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar ini merupakan sebuah candi dengan panorama alamnya yang luar biasa Indahnya. Candi peninggalan Pemerintahan Majapahit ini terdiri dari 14 teras atau undakan atau bahasa jawanya disebut aras pada awalnya, namun 9 teras telah dilakukan pemugaran.
Akses untuk mencapai candi yang terletak di kaki gunung Lawu ini tidak mudah. Walau sepanjang jalan telah diaspal, namun bagi penggendara sepeda motor maupun mobil diperlukan keahlian dan keberanian ekstra karena jalan yang dilalui cukup menanjak dan sempit. Namun Anda akan terbuai dengan keindahan jajaran kebun tea dengan udara sejuk khas pegunungan. Dua buah air terjun akan memanjakan mata Anda saat memasuki jalan menuju Candi Cetho.
Setelah sampai di loket candi, Anda akan dihadapkan dengan anak tangga yang akan membawa Anda sampai di Aras Pertama. Di Aras pertama Anda akan disambut oleh 2 patung atau arca.
Dan untuk menuju aras kedua Anda akan melewati sebuah gapura yang begitu megah. Aras kedua adalah aras yang paling sempit, di sana ada sebuah arca yang sama seperti di aras pertama.
Masuk ke Aras ketiga, lagi-lagi Anda akan melewati Gapura yang menjulang tinggi. Di Aras ketiga ini Anda akan menemukan tempat persembahan yang berupa kumpulan batu yang tersusun membentuk kura-kura. Kura-kura merupakan pelambangan dari pembentukan muka bumi, sekaligus sebagai tempat peletakan sesaji. Selain itu bentuk kura-kura merupakan lambing dari kerajaan Majapahit. Di Aras ketiga Anda juga akan menemukan tataan batu mendatar yang membetuk simbol phallus atau penis sepanjang 2 meter dilengkapi dengan hiasan tindik bertipe ampallang.
Aras keempat berisi relief-relief cuplikan kisah Sudhamala yang populer di masyarkat Jawa.
Aras kelima dan keenam merupakan bangunan pendopo yang berfungsi sebagai tempat ibadah bagi masyarakat sekitar yang menganut ajaran hindu dan tempat melangsungkan upacara-upacara sacral keagamaan.
Aras ketujuh terdapat bangunan dan dua buah arca. Pada aras Di sisi utara merupakan arca Sabdapalon dan di selatan Nayagenggong, dua tokoh setengah mitos (banyak yang menganggap sebetulnya keduanya adalah satu orang) yang diyakini sebagai abdi dan penasehat spiritual Sang Prabu Brawijaya V.
Aras kedelapan terdapat arca phallus dan arca Sang Prabu Brawijaya V dalam wujud mahadewa.
Aras terakhir (kesembilan) adalah aras tertinggi sebagai tempat pemanjatan doa. Di sini terdapat bangunan batu berbentuk kubus.
Di Area Candi Cetho juga terdapat Patung Dewi Saraswati dan Candi Kera.
0 komentar:
Posting Komentar